Mengapa Papua Sehat?

Proyek ini saya, Jhon Yonathan Kwano, secara pribadi luncurkan dengan melibatkan berbagai kerabat keluarga dan rekan bisnis, baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di Asia Tenggara dan Melanesia, didasarkan atas fakta hidup orang Papua hari ini, bahwa:

  1. Alasan Orang Asli Papua Gemuk/ Gendut/ Buncit Perut/ Hamil Abadi:

    HAMPIR SEMUA pejabat dan pengusaha Papua, pegawai negeri dan pegawai swasta Orang Asli Papua memiliki masalah kesehatan, yaitu BERBADAN GEMUK, berperut Buncit; yang dalam bahasa kasar kita sebut "Hamil Tua Seumur Hidup", yang sangat memalukan bagi kita semua.

    Melihat fakta ini, banyak orang di seluruh dunia, khususnya di Indonesia sudah berulang-ulang bertanya kepada saya, "Kokh teman-teman dari Papua itu badannya besar-besar, makannya apa sih?" Maklum pilihan kata ini untuk memperhalus. Pertanyaan sebenarnya ialah, "Mengapa orang Papua kokh gendut semua, perut buncit semua, hamil tua semua seumur hidup?"

    Kondisi Hamil Tua seumur hidup ini sayangnya tidak hanya fakta hidup laki-laki Orang Asli Papua tetapi juga pengalaman dan fakta hidup perempuan Orang Asli Papua. Orang bisa salah menyangka, seorang Perempuan Papua sedang mengandung dan hampir melahirkan, padahal tidak, padahal Mace sebenarnya sedang "KEGEMUKAN".

    .
  2. Alasan Orang Papua punya Bau Badan Sangat Mengganggu!
    HAMPIR SEMUA ORANG
     non-Papua yang pernah bertemu dengan Orang Asli Papua berulang-kali, baik laki-laki maupun perempuan, baik di tempat hotel berbintang, di dalam mobil di warung Kaki Lima, berulang-ulang menanyakan saya,

    "Mohon maaf kata ya Mas, saya mau tanya, kenapa kokh teman-teman dari Papua itu punya aroma badannya sangat pekat dan sulit hilang. Dia duduk di kursi aja, aromanya masih tinggal beberapa hari. Itu kenapa ya?"

    Apa artinya pernyataan ini?

    Pertanyaan ini artinya, "Papua itu bau!" dan "Baunya setengah-mati!"

    .
  3. Alasan Orang Papua itu sangat miskin.
    Padahal Tanah Papua itu kaya-raya, tetapi kokh dalam laporan-laporan statistik dikatakan Papua itu terbelakang, termiskin dan tertinggal di Indonesia, urutan pertama termiskin, urutan pertama tertinggal, urutan pertama dari sisi paling buruk, paling miskin, paling melarat?

    Cari saja di google.com, cari di yahoo.com, cari di buku-buku, berita-berita, dengarkan pernyataan-pertanyaan di TV dan radio, perhatikan berita, tulisan, khotbah, pidato tentang ekonomi Indonesia dan kondisi di Tanah Papua. "Papua" dari sisi ekonomi dan modernisasi tidak perlu dirujuk ke penelitian atau statistik lagi, dengan mudah dan cepat kita tahu bahwa Papua itu Tanahnya kayaraya, manusianya miskin-melarat.

    Ada ungkapan "Tikus mati di lubung padi", itulah pengalaman orang Papua saat ini.

    .
  4. Alasan Mental Psikologis Orang Papua Sakit Parah
    Saya dengan kerendahan hati menyebut kita orang Papua "Sedang Sakit Parah secara mental-psikologis". Mana buktinya? Saya tidak katakan SEMUA orang Papua, tetapi saya katakan, "Sebagian Besar orang Papua yang hidup di kota dan pinggiran kota, memang sakit parah secara mental-psikologis.

    Coba lakukan penelitian sederhana, "Duduk di Sagu Plaza, Jayapura atau Saga Mall Abepura, atau Airport Sentani dan perhatikan "raut muka" dan wajah orang Papua yang keluar-masuk. Perhatikan dengan pertanyaan ini, "Apakah orang Papua bahagia?" Kalau kelihatan bahagia, tanyakan dalam hati, "Apa penyebab kebahagiaan ini?" Kalau kelihatan dari raut muka ada masalah, atau tidak ada kebahagiaan, lalu tanyakan, "Apa alasannya ketidak-bahagiaan ini?". "Apa ada dalam pikiran orang Papua ini? Apakah dia senang dengan apa yang dia lihat saat ini, di tempat ini?"

    Coba lagi ini. Pergi duduk, beli pinang. Duduk makan pinang, senyum kepada orang Papua lain yang sedang atau datang membeli pinang dan makan pinang. Coba lontarkan kalimat seperti, "Aduh, Barnabas Suebu ditangkap dan dipenjarakan KPK!" Atau katakan, "Eh, sudah dengar itu ada sidang KNPI di Jayapura diwarnai baku-pukul!" atau pancinglah cerita dengan kalimat, "Joko Widodo pilih dialogue daripada Otsus Plus". Silahkan saja, dengarkan dengan saksama. Kira-kira apa alur pembicaraan atas pancingan tadi?

    Saya pastikan! Arah pembicaraan akan berujung kepada "kritik" sampai "memaki-maki" orang-orang yang dianggap bertanggung-jawab, seperti Presiden Indonesia, Menteri Indonesia, Kapolda di Tanah Papua, Pangdam di Tanah Papua, dan semua yang terkait dengan "Non-Papua" atau kita orang Papua sebut "kaum Amberi".

    Semua pembicaraan orang Papua berhubungan dengan Pemerintah Indonesia selalu negatif, selalu disertai kata dan kalimat penyesalan dan selalu diakhiri uangkapan-ungkapan mengecam, bahkan sampai memaki-maki dan mengutuk.

    Orang yang setiap saat menanggapi berbagai hal dengan negatif, dan diwarnai kecaman dan kutukan, maka apa yang keluar itu menandakan apa yang ada di dalam diri manusia yang bersangkutan. Yang bersangkutan sebenarnya tidak merujuk kepada obyek yang sedang disebutkannya. Ia justru sedang mengeluarkan bau, warna dan bunyi dari apa yang ada di dalam dirinya sendiri.

    .
  5. Alasan Rohani orang Papua yang sudah Sakit Parah!
    Mana bukti orang Papua sakit secara rohani? "Rohani" yang saya maksudkan di sini tidak semata-mata terbait dengan agama, tetapi saya maksudkan hal-hal yang terkait dengan "kebenaran", "nilai-nilai", "susila".

    Apa bukti konkrit rohani yang sakit parah?

    Untuk orang Papua yang menganut agama modern, bukti sakit parah ialah, "Tidak pernah berdoa", "tidak pernah beribadah", "tidak pernah pergi ke tempat ibadah" dan sejenisnya. Bukti rohani yang sakit parah secara rohani yang tidak ada kaitannya dengan agama, tetapi secara umum ialah "lebih berfikir untuk fisik jasmani lebih daripada kepentingan rohani". Program pembangunan menekankan hal-hal fisik, bahan diskusi orang Papua hanya menyangkut politik, bicara selalu mengkritik pemerintah atau masyarakat Indonesia, berpikir sangat dangkal, berbicara ceplas-ceplos tanpa berpikir panjang sebelum mengataknnya. Ini buktu rohani yang kering, dangkal dan mati.

Singkat kata, orang Papua saat ini sudah sakit parah 


  1. secara Fisik/ Tubuh;
  2. secara Mental psikologis;
  3. secara Emosional; dan
  4. secara Rohani

Fisik harus kita upayakan menjadi sembuh dari sakit buncit dan sakit bau, di samping sakit-sakit fisik yang lain. Mental psikologis ornag Papua juga harus disembuhkan. Emosi orang Papua harus juga disembuhkan. Secara rohani, kita butuh penyembuhan pula.

Oleh karena itulah, untuk menanggapi kondisi, tanggapan, stereotype, realitas kehidupan inilah, maka saya, Jhon Yonathan Kwano meluncurkan proyek "Papua Sehat" ini saya luncurkan, walaupun saya seorang diri, saya tahu orang Papua yang punya hatinurani, orang Papua yang ber-pikiran sehat, yang mengenal jatidirinya,  yang punya adat akan bergabung dengan saya dalam menyongsong "Papua yang lebih baik".

Proyek Papua Sehat ini merupakan bagian dari Proyek "Indonesia Sembuh" yang sedang saya jajaki untuk diluncurkan di Indonesia sehingga begitu Indonesia sembuh, maka Papua menjadi sehat, begitu Papua sehat, maka membantu kesembuhan Indonesia.

"Papua yang lebih baik!" itu harus dimulai dari "Papua yang Sehat!". Kalau sudah sehat, maka dalam kesehatan itu-lah kita akan memiliki banyak peluang dan kekuatan dan semangat untuk berkreasi dan berkarya untuk diri kita sendiri, untuk keluarga, tetangga, kerabat, suku dan bangsa kita.

Saya udang semua orang Papua, yang selama ini berpikir untuk "Papua Bangkit untuk Mandiri dan Sejahtera!" untuk bergabung dalam barisan "Papua Sehat!" ini demi Tanah dan Manusia Papua yang Sehat:
  1. Sehat pola pikir-nya;
  2. Sehat pola konsumsi-nya; dan
  3. Sehat pola-lakunya;
sehingga dengan demikian, terwujudlah Papua dan Tanah Papua yang Surgwai, di mana hidup yang "harmonis" terwujud, sehingga "sukacita" dicicipi dan dinikmati oleh semua orang Papua, yaitu Orang Asli Papua bersama penduduk di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

Saya berbicara secara pribadi, sebagai teman, sahabat, saudara dari Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe dan Wakil Gubernur Provinsi Papua, Kelemen Tinal untuk kita bangkit menuju Papua yang Mandiri dan Sejahtera. 

Dan untuk mewujudkan Papua yang Mandiri dan Sejahtera itu harus diawali dengan fondasi "Papua yang Sehat!"

Mari bergabung, hubungi saya:

Jhon Yonathan Kwnao
Papua Sehat Project Manager
dalam konteks
Gerakan Indonesia Sembuh!

Email: info@pas.coffee; info@unicity.asia
SMS: +6281286101000

No comments:

Post a Comment