Pikir Sehat

Men are not worried by things, but by their ideas about things. When we meet difficulties, become anxious or troubled, let us not blame others, but rather ourselves, that is: our idea about things.-Epictetus, about 60 AD [https://www.iaff.org/ET/JobAid/EAP/Healthy_Thinking_Skills.htm]

(Manusia tidak kuatir oleh hal-hal yang ada, tetapi oleh pikiran-pikiran mereka tentang hal-hal yang ada. Saat kita temui kesulitan, kami menjadi cemas atau kuatir, marilah, jangan salahkan yang lain, tetapi salahkanlah diri kita sendiri, yaitu: pikiran-pikiran kita tentang hal-hal yang ada. 

-Epictetus, about 60 AD)

Dalam pengertian saya artinya apapun yang ada, siapapun mereka itu bukanlah masalah, karena mereka ada sebagaimana adanya. Yang menjadi masalah ialah pikiran saya tentang mereka itulah yang menentukan sikap dan hidup kita. Menerima semuanya sebagaimana adanya membantu kita berpikir sehat, yang menghasilkan hidup sehat. Menilai kekurangan, mengkritik, mencela, mengutuk, mencurigai, membuat kita sendiri menjadi tidak sehat dalam pikiran dan akhirnya hidup kita menjadi tidak sehat. Pengaruh dari hidup kita yang tidak sehat mempengaruhi lingkungan kita menjadi tidak sehat: yaitu lingkungan alam dan lingkungan sekitar kita tercemari.

.

Berpikir Sehat tidak sama dengan Berpikir Positif

Pikir sehat ialah sumber dari semua dan keseluruhan kesehatan seorang manusia, sebuah kelompok manusia dan keseluruhan alam semesta.

Berpikir sehat tidak sebatas berpikir positif, karena berpikir positif berbeda dengan berpikir sehat. Bisa saja ada pemikiran positif tetapi tidak sehat. Tetapi semua pemikiran sehat ialah pemikiran positif.

Berpikir sehat artinya melihat segala-sesuatu sebagaimana adanya, entah itu positif, negatif, netral.

Yang lebih penting lagi, berpikir sehat ialah melihat semua yang negatif, positif dan netral sebagai sama-sama baik, sama-sama penting dan sama-sama bermanfaat. Berpikir sehat tidak memandang hal-hal dan pemikiran positif sebagiai yang baik dan yang negatif sebagai yang buruk. Tidak ada BAIK dan BURUK di sini. Berpikir sehat melihat segala-sesuatu sebagaimana adanya, menerima segala-sesuatu sebagaimana adanya. Orang berpikiran sehat ialah manusia biasa, punya perasaan dan emosi, tahu marah dan menangis, bisa tertawa dan berteriak, tetapi ia tahu mengapa ia marah, mengapa ia tertawa, dan menerima amarah dan ketawa itu sebagai sebuah realitas kehidupan yang harus diterima dan dinikmati.

Setelah menerima semuanya sebagaimana adanya, lalu orang yang berpikir sehat selanjutnya melangkah dalam kehidupan sejalan dengan irama alamiah, denyut jagatrada. Ia melangkah sesuai irama, nada, warna, denyut Bumi kita, alam semesta. Ia tahu kapan makan, kapan minum, kapan tidur, kapan tidak tidur, mengapa harus melakukan dan mengapa harus tidak melakukan.

Saya barusan cari di google.com tentang berpikir sehat atau Healthy Thinking dan berikut kutipan yang persis sama dengan yang saya maksudkan di atas
Healthy thinking means looking at the entire situation—the positive, the negative and the neutral parts—and then coming to a conclusion. In other words, healthy thinking means looking at life and the world in a balanced way, not through rose-coloured glasses. - See more at: http://www.heretohelp.bc.ca/wellness-module/wellness-module-8-healthy-thinking#sthash.6wDZTxcm.dpuf
Dalam terjemahan sederhan, "Berpikir sehat artinya melihat kepada keseluruhan situasi -- bagian-bagian positif, negatif dan netral --- dan kemudian datang kepada kesimpulan. Dengan kata lain, berpikir sehat artinya melihat kehidupan dan dunia ini dalam cara yang berimbang, tidak lewat hidung, tidak lewat kacamata  berwarna .
.

Perlu Pelatihan untuk Berpikir Sehat

Satu situs di Australia berikut mengatakan, "Thinking Healthy endeavors to train and educate people to have a wise and kind response to life and its impacts", yang berarti Berpikir Sehat berupaya melatih dan mendidik orang untuk memiliki tanggapan yang bijak dan baik terhadap kehidupan dan dampak dari kehidupan."

Menurut situs yang sama dikatakan
Our sense of health and wellbeing rely on more than just good physical health. It requires that a person has a healthy set of behavioural skills, thinking styles and emotions. 

Dalam terjemahan secara sederhana, "Rasa sehat dan baik tergantung lebih daripada sekedar tubuh yang sehat. Ia butuh seseorang memiliki sejumlah keterampilan berperilakuu yang sehat, pola perbikir dan emosi yang sehat pula.

Untuk itu perlu ada bimbingan dan pelatihan untuk melatih dan mengarahkan pemikiran kita sehingga pemikiran-pemikiran kita menjadi sehat.
.

Berpikir Sehat dan Hidup Sehat

Silahkan rujuk ke catatan-catatan saya di https://www.facebook.com/UHTMelanesia/notes, di mana telah saya catat berulang-ulang, juga dalam Bog ini bahwa hidup sehat itu bersumber dari "dalam", "akar", yang tidak kelihatan, dan hidup sehat itu buah dari pikiran yang sehat. Memang terbalik dari ungkapan yang selama ini kita kenal, yang berasal dari Eropa, yaitu "Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat". Yang kita maksudkan di sini kebalikannya, "Tubuh yang sehat ialah buah dari jiwa yang sehat".

Berpikir Sehat dan hidup sehat bagi masyarakat Papua, terutama masyarakat adat Koteka tidak pernah dipisahkan. Seperti saya katakan dalam catatan Facebook.com, sakit apapun yang muncul di tengah-tengah orang Koteka Papua selalu kita kaitkan dengan "pikiran" pertama-tama, lalu kita berpikir untuk berobat ke politik, puskesmas atau beli obat yang kita tahu di Apotek. Paradigma berpikir hubungan antara pikiran sehat dan hidup sehat inilah yang "hilang total" dalam kehidupan modern.

Kehidupan modern menganggap hidup sehat menghasilkan pikiran sehat. Salah besar! Padahal untuk hidup sehat kita harus terlebih dahulu berpikir sehat.

.

Rujukan lanjutan

  1. http://www.heretohelp.bc.ca/wellness-module/wellness-module-8-healthy-thinking
  2. https://www.iaff.org/ET/JobAid/EAP/Healthy_Thinking_Skills.htm
  3. http://www.thinkinghealthy.com.au/
  4. http://healthythinking.biz/

No comments:

Post a Comment